Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjualan Sarinah Tak Lagi Selaris Dulu

Penjualan Sarinah Tak Lagi Selaris DuluFoto: Rini Friastuti/detikcom

Jakarta - Pergeseran teladan konsumsi masyarakat Indonesia juga dirasakan oleh ritel pelat merah, ialah PT Sarinah (Persero). Pertumbuhan penjualan Sarinah mengalami perlambatan di semester I-2017 dibandingkan periode sebelumnya.

Direktur Utama Sarinah GNP Sugiarta Yasa mengungkapkan, biasanya perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan sampai 15%. Namun, pada semester I-2017, Sarinah hanya bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan sekitar 8%. Meski demikian, pertumbuhan Sarinah lebih tinggi dari rata-rata industri ritel yang berada di level 5-7%.

"Kita tumbuh sekarang gres mendekati 8%. Kita biasanya di atas 15%," ujar Sugiarta di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2017).

Perlambatan pertumbuhan penjualan disebabkan karena adanya pergeseran teladan konsumsi masyarakat dari ke toko fisik ke toko online. Selain itu, teladan konsumsi masyarakat yang kini lebih banyak membelanjakan uangnya ke sektor pariwisata juga membuat pertumbuhan penjualan Sarinah mengalami perlambatan.

"Ekonomi kita tumbuh cantik tapi memang mungkin ini ada pergeseran tata cara belanja kebutuhan masyarakat mungkin dari offline menyerupai departement store mungkin masyarakat sekarang bergerak ke sistem online menyerupai itu kurang lebih. Mungkin atau juga masyarakat sekarang membuat prioritas tadinya belanja pakaian kebutuhan sehari-hari mereka sekarang ke sektor pariwisata menyerupai itu," kata Sugiarta.

Untuk mengejar pertumbuhan penjualan yang terus positif, Sarinah pun mencari cara semoga produknya tetap dicari dan dibeli masyarakat. Sehingga perlu menyediakan produk dengan ciri khas tertentu semoga tak tergantikan.

"Jadi bagaimana barang-barang kerajinan, craft itu dan home decor maupun fesyen batik dan sebagainya yang menjadi kekhasan Sarinah. Itu kami terus explore sehingga betul-betul masyarakat melihat bahwa sarinah dapat menyajikan produk-produk Indonesia yang berkualitas baik untuk kebutuhan dalam negeri ataupun kita ekspor," tutur Sugiarta.

Hingga tamat tahun, Sarinah menargetkan pertumbuhan penjualan sampai 15% dengan nilai mencapai Rp 400 miliar

"Akhir tahun kita mentargetkan total hampir Rp 400 miliaran. Kita berharap tumbuhnya di atas 15% kita sedang terus coba berupaya," tutup Sugiarta.