Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PLN: Konsumsi Listrik Mal Turun Gara-gara Toko Online

PLN: Konsumsi Listrik Mal Turun Gara-gara Toko OnlineFoto: Agung Pambudhy

Jakarta - PT PLN (Persero) mengungkapkan, pertumbuhan penjualan listrik pada 2017 ini melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sejak Januari-Agustus 2017, penjualan listrik hanya tumbuh 2,8%.

"Penjualan listrik hingga Agustus pertumbuhannya 2,8%. Memang ini menurun dibanding 2016 dan tahun-tahun sebelumnya. Kaprikornus kenapa penjualannya menurun? Kalau dilihat kenapa ada penurunan, konsumen pada prinsipnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu rumah tangga, bisnis, dan pelanggan industri," kata Direktur PLN, Ahmad Rofiq, dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Salah satu penyebab utamanya yaitu penurunan konsumsi listrik di pusat-pusat belanja. Banyak mal yang sepi jawaban perubahan perilaku konsumen, yang mulai beralih ke toko online. Sepinya pengunjung membuat mal mengurangi pemakaian listrik.

"Jadi kami telah melaksanakan survei dan dilakukan dengan pihak ketiga untuk melihat kenapa terjadi penurunan. Untuk pelanggan bisnis, pertama diakibatkan pertama alasannya yaitu menurunnya konsumsi. Ada perilaku konsumen yang mulai bergeser ke e-commerce. Kaprikornus ada beberapa shopping center yang mulai sepi, dan menyebabkan terjadinya penurunan pemakaian listrik," papar Rofiq.

Tercatat penjualan listrik kepada golongan pelanggan bisnis hingga Juni 2017 hanya tumbuh 2,52%.

"Berdasarkan survei ada beberapa brand (cek lagi) Indonesia yang mengalami penurunan listrik sebesar 1,59%. Ada di Gandaria City, Senayan City yang mengalami penurunan pemakaian konsumsi listriknya," Rofiq menambahkan.

Selain itu, penurunan suhu rata-rata di kota besar membuat pusat-pusat belanja mengurangi pemakaian pendingin ruangan (Air Conditioner/AC).

"Ternyata memang ada dampaknya juga penurunan suhu rata-rata di kota besar, sehingga menimbulkan pemakaian penghidup udara itu menurun. Sehingga menimbulkan penurunan terhadap pemakaian AC," katanya.

Bukan hanya pelanggan bisnis saja, pertumbuhan penjualan listrik ke pelanggan industri juga tak sesuai keinginan PLN. Per semester I-2017, penjualan listrik ke pelanggan industri cuma tumbuh 2,2%. Pertambahan pelanggan industri hanya 63% dari target PLN, bahkan ada beberapa pelaku industri yang berhenti berlangganan.

Rofiq mengungkapkan, banyak pelanggan industri yang migrasi menjadi pelanggan dengan daya lebih rendah alasannya yaitu menurunnya acara produksi. "Ada migrasi dari pelanggan daya, jadi ada penurunan dari sisi produksi," katanya.

Ada juga pelanggan yang memilih untuk membangun pembangkit listrik sendiri sehingga penjualan PLN menurun hingga 188 juta kWh. "Ada pelanggan membangun pembangkitnya sendiri, dari data kami totalnya ada 188.215.099 kWh," tukasnya

Pertumbuhan impor barang jadi dan setengah jadi juga menyebabkan industri domestik tertekan, penggunaan listrik jadi berkurang.

"Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), impor barang jadi dan setengah jadi hingga dengan Mei 2017 (year on year) sebesar 15,6% sehingga industri dalam negeri mengalami tekanan produk dari luar negeri," tutupnya.