Toko Mainan Toys R Us Terancam Bangkrut
Foto: toys 'r' usJakarta - Toys 'R' Us, perusahaan ritel penjual mainan dengan jaringan berskala global, telah mengajukan pinjaman kebangkrutan di Amerika Serikat dan Kanada. Ini terkait dengan rencana perusahaan merestrukturisasi utangnya.
Dikutip detikFinance dari BBC, Toys 'R' Us pernah menjadi pemain lebih banyak didominasi di pasar mainan AS, dan telah berjuang melawan rival yang lebih besar ibarat Amazon.
Dalam laporannya, perusahaan mainan ini berjuang di tengah ketatnya persaingan bisnis penjualan mainan seiring dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan belanja di lakukan melalui toko online.
GlobalData Retail memperkirakan, pada 2016 sekitar 13,7% dari semua penjualan mainan dilakukan secara online, naik dari 6,5% lima tahun yang lalu.
Kondisi ini mengancam masa depan hampir 1.600 toko yang dioperasikan perusahaan dan 64.000 karyawan.
Hanya Terjadi di Amerika dan Kanada
Meski demikian, pengajuan pinjaman kebangkrutan ini hanya dialami Toys 'R' Us di Amerika dan Kanada. Operasi perusahaan di Eropa bukan bab dari proses kebangkrutan dan Toys R Us mengatakan tidak mengharapkan dampak pribadi pada toko-toko di Inggris.
Operasi Toys 'R' Us di Australia, sekitar 255 toko berlisensi dan kemitraan usaha patungan di Asia juga tidak termasuk dalam kepailitan, sehingga tetap mampu beroperasi. Toys 'R' Us di Asia juga mengumumkan tidak ada kaitannya dengan rencana restrukturisasi Toys 'R' US di AS dan Kanada.
Toys 'R' Us Asia dan anak perusahaannya mengoperasikan 226 gerai di Greater China dan Asia Tenggara. Termasuk Brunei, China, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Thailand dan memiliki 35 toko embel-embel di Filipina dan Makau.
Pada bulan Maret 2017, Toys 'R' Us jepang berhasil diintegrasikan ke dalam Toys 'R' Us (Asia) yang menambahkan lebih dari 161 toko ke jaringan toko mainan pan-Asia.