Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bos JNE: Peralihan Belanja dari Offline ke Online Benar Terjadi

Bos JNE: Peralihan Belanja dari Offline ke Online Benar Terjadi Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance

Jakarta - Gerai-gerai di sentra perbelanjaan ibarat Glodok dan Mangga Dua tutup. Lantas, apakah ini terjadi alasannya minat belanja konsumen konsumen beralih dari offline ke online?

Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) , Muhammad Feriadi, menjelaskan telah terjadi pergeseran contoh belanja dari offline ke online, alasannya dinilai lebih mudah dan efisien.

"Garis besarnya ialah saya katakan from offline to online itu benar terjadi. Orang dulu mungkin lebih suka kebutuhan apapun di supermaket, mal, atau pasar. Sekarang ini orang lebih memilih belanja online, kenapa? Karena online ini menyampaikan harga yang relatif lebih murah dan efisien," kata Feriadi di Kantor Pusat JNE, Jakarta, Senin (16/10/2017).

Menurut Feriadi persoalan daya beli yang banyak menjadi pembicaraan tidak mensugesti kinerja pengiriman JNE, alasannya terbantu pengiriman barang dari transaksi di toko online.

Pengiriman JNE tumbuh sampai 30% lebih per tahunnya. Salah satu pemicunya alasannya tingginya transaksi jual-beli melalui toko online.

"Saya ceritakan peningkatan kita saja, kita itu berapa tahun terakhir 30% lebih," tutur Feriadi.

Transaksi online menyumbang sekitar 50% dari 70% total jasa pengiriman ritel di JNE. Hal itu menurutnya, terus naik.

"Transaksi e-commerce 50%, itu dari 70% revenue ritel kita. Kaprikornus revenue ritel kita ada 70%, nah 30% corporate. Dari 70% itu 50%-nya dari e-commerce," terang Feriadi

"Tapi sekali lagi, lonjakan itu tidak semuanya itu akhir dari kiriman-kiriman online, mungkin juga terjadi alasannya kiriman individu-individu, dari korporasi ke individu. Tapi garis besarnya ialah saya katakan from offline to online itu benar terjadi," sambungnya.