Asas Pengenaan Pajak
– Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas dalam menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan pajak penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan untuk mengenakan pajak adalah:
1. Asas Domisili atau Asas Kependudukan (Domicile/Residence Principle)
Berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang langsung atau badan, apabila untuk kepentingan perpajakan, orang langsung merupakan penduduk atau berdomisili di negara itu atau apabila tubuh yang bersangkutan berkedudukan di negara itu. Dalam kaitan ini, tidak dipersoalkan darimana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu berasal. Itulah sebabnya bagi negara yang menganut asas ini, dalam system pengenaan pajak terhadap penduduknya akan menggabungkan asas domisili dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan baik yang diperoleh di negara itu maupun penghasilan yang diperoleh di luar negeri (world-wide income concept).
2. Asas Sumber
Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang langsung atau tubuh hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang langsung atau tubuh yang bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di negara itu. Dalam asas ini, tidak menjadi duduk perkara mengenai siapa dan apa status dari orang atau tubuh yang memperoleh penghasilan tersebut karena yang menjadi landasan pengenaan pajak ialah objek pajak yang timbul atau berasal dari negara itu. Contoh: tenaga kerja abnormal yang bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.
3. Asas Kebangsaan atau Asas Kewarganegaraan (Nationality/Citizenship Principle)
Dalam asas ini yang menjadi landasan pengenaan pajak ialah status kewarganegaraan dari orang atau tubuh yang memperoleh penghasilan. Berdasarkan asas ini tidaklah menjadi duduk perkara dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam asas domisili, system pengenaan pajak berdasarkan kewarganegaraan ini dilakukan dengan cara menggabungkan asas kewarganegaraan dengan konsep pengenaan pajak atas world-wide income.
Indonesia, dari ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, khususnya yang mengatur mengenai subjek dan objek pajak, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menganut asas domisili dan asas sumber sekaligus dalam system perpajakannya. Indonesia juga menganut asas kewarganegaraan yang parsial, yaitu khusus dalam ketentuan yang mengatur mengenai pengecualian subjek pajak untuk orang pribadi.
Demikianlah artikel mengenai Asas Pengenaan Pajak. Sumber artikel ini dari Buku “Pajak di Indonesia” karangan Trisni Suryarini & Tarsis Tarmudji yang diterbitkan oleh Graha Ilmu. Terimakasih.