Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perekonomian Indonesia Sebelum Orde Baru

- Tahun 1996 merupakan tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia, bukan saja dalam konteks politik tetapi juga pada konteks ekonomi. Tahun tersebut menandai awal Orde Baru. Perjalanan ekonomi semenjak orde gres (termasuk segala prestasi pembangunannya) tidak layak dipisahkan sama sekali dari masa-masa sebelumnya, pembahasan mengenai masa-masa sebelum orde gres ini sangat berharga untuk memahami perekonomian Indonesia secara utuh.
            Perekonomian Indonesia pada masa sebelum orde gres secara pilitis (awal kemerdekaan hingga tahun 1995) dapat dipilah menjadi tiga periode, yaitu:
  1.     Periode 1945-1950
  2.     Periode Demokrasi Parlementer (1950-1959)
  3.     Periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Periode Demokrasi Parlementer juga dikenal dengan Periode Demokrasi Liberal. Periode ini berakhir pada tanggal 5 Juli 1959, Ketika presiden Soekarno menerbitkan dekrit yang menyatakan Indonesia kembali ke UUD 1945. Setelah itu politik Indonesia menganut Demokrasi Terpimpin. Periode Demokrasi Terpimpin dikenal dengan sebutan Periode Orde Lama. Sepanjang kurun waktu 1945-1965 keadaan politik sangat labil. Pemerintah jatuh bangun, cabinet silih berganti. Adapun pergantian cabinet Indonesia kurun waktu 1945-1965, antara lain:
1.      Kabinet Hatta, Desember 1949 -  September 1950
2.      Kabinet Natsir, September 1950 – Maret 1951
3.      Kabinet Sukiman, April 1951 – Februari 1952
4.      Kabinet Wilopo, April 1952 – Juni 1953
5.      Kabinet Ali I, Agustus 1953 – Juli 1955
6.      Kabinet Burhanuddin, Agustus 1955 – Maret 1956
7.      Kabinet Ali II, April 1956 – Maret 1957
8.      Kabinet Djuanda, Maret 1957, Agustus 1959

Sesudah tahun 1959 hingga dengan 1965, perekonomian dipegang oleh Presiden  Soekarno setelah dia mengangkat dirinya sendiri sebagai Perdana Menteri. Pada masa ini lahir Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun.

Selama satu setengah dasawarsa (1951-1966), perekonomian Indonesia tumbuh relative lamban. Pendapatan perkapita tumbuh hanya 2,7 persen rata-rata pertahun. Produksi terbesar pembentuk produk nasional paling besar disumbang oleh sektor pertanian dengan andil lebih dari 50 persen. Sedangkan, sektor perdagangan dan sektor industry masing-masing menduduki peringkat kedua dan ketiga.

Keprihatinan situasi perekonomian Indonesia selama kala sebelum Orde Baru dapat dilihat juga dari beberapa neraca ekonomi nasional, yakni neraca pendapatan dan belanja negara, neraca perdagangan, dan neraca pembayaran luar negeri. Anggaran Pemerintah Indonesia deficit sepanjang tahun 1955-1965. Dalam kurun waktu antara 1960 dan tahun1965 rekening transaksi berjalan senantiasa negative.

Demikianlah sedikit gambaran keadaan perekonomian negara kita sebelum Orde Baru. Banyak pelajaran yang mampu kita petik dari sejarah tersebut.

Sumber: Perekonomian Indonesia (Dumairy)