Prosedur Audit: Pengujian Substantif atas Aktiva Tidak Berwujud
1. Memperoleh akidah perihal keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud.
2. Membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca.
4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca.
Dalam prosedur audit awal, auditor menandakan keandalan saldo aktiva tidak berwujud dengan cara menandakan apakah aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang dapat dipercaya. Untuk itu auditor mengusut saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca ke di dalam akun aktiva tidak berwujud yang diselenggarakan di dalam buku besar, menandakan ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva Tidak Berwujud di dalam buku besar, mengusut saldo awal akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasi ke kertas kerja tahun yang lalu, menandakan sumber pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tidak berwujud di dalam buku besar ke dalam register bukti kas keluar dan jurnal umum.
Dalam prosedur analitik, auditor menghitung aneka macam ratio, ialah tingkat perputaran aktiva tidak berwujud, ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud, ratio aktiva tidak berwujud dengan total aktiva, kemudian dibandingkan dengan cita-cita auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:
Dalam prosedur analitik, auditor menghitung aneka macam ratio, ialah tingkat perputaran aktiva tidak berwujud, ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud, ratio aktiva tidak berwujud dengan total aktiva, kemudian dibandingkan dengan cita-cita auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:
1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2. Perubahan akuntansi
3. Perubahan usaha
4. Fluktuasi acak
5. Salah saji
Dalam pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa bukti pendukung pencatatan transaksi pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Auditor juga meminta isu dari klien mengenai manfaat aktiva tidak berwujud di masa yang akan datang dalam memverifikasi keberadaan aktiva tidak berwujud.
Dalam pengujian atas akun rinci, auditor melakukan: mempelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang menandakan keberadaan aktiva tidak berwujud, meminta isu dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud bagi klien di masa yang akan datang, melaksanakan inspeksi dan pemeriksaan atas surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen yang memperlihatkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud disajikan di neraca pada nilainya yang merupakan selisih cost dikurangi dengan amortisasi aktiva tidak berwujud. Untuk memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor melaksanakan verifikasi atas dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud.
Dalam memverifikasi penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca, auditor membandingkan penyajian aktiva tidak berwujud di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan memeriksa pembagian terstruktur mengenai aktiva tidak berwujud di neraca dan memeriksa kecukupan pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud yang memiliki umur ekonomis terbatas disajikan di neraca pada nilai buku yang merupakan selisih cost aktiva tidak berwujud dengan akumulasi amortisasinya.