Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Struktur Ekonomi Indonesia

- Istilah struktur dipakai untuk menunjukkan susunan atau komposisi dari sesuatu. Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang mayoritas atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.

Dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang mayoritas atau yang diandalkan ialah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian terbesar penduduk serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar. Sektor ekonomi yang mayoritas atau jago dapat juga berarti sektor yang menunjukkan bantuan terbesar terhadap produk nasional dengan laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
Dikenal dua macam struktur ekonomi, yaitu:
1.      Struktur agraris, ialah struktur ekonomi didominasi oleh sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sumber mata encaharian sebagian terbesar penduduknya. Pada umumnya negara-negara berkembang (developing countries) termasuk Indonesia disebut negara agraris dan negara-negara yang termasuk negara-negara belum berkembang (under developed countries) yang pertaniannya masih sangat tradisional dikategorikan negara agraris tradisional.
2.      Industri, dimana struktur ekonomi didominasi oleh sektor industri. Sebagian terbesar produk domestik disumbangkan dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggal disumbangkan oleh sektor industri. Negara-negara amerika Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Italy, Jepang dan Kanada yang termasuk negara industri maju, negara-negara Eropa dan negara-negara lainnya termasuk negara industri.

Struktur Ekonomi Indonesia Dilihat dari Berbagai Sudut Tinjauan
Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari banyak sekali sudut tinjauan. Dalam hal hal ini, struktur ekonomi dapat dilihat dari empat macam sudut pandang, yaitu :
1.      Tinjauan makro-sektoral
2.      Tinjauan keruangan
3.      Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
4.      Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan
    Tinjauan makro – sekoral dan tinjauan keruangan merupakan tinjauan ekonomi murni. Sedangkan Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan dan Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan merupakan tinjauan politik.
    Berdasarkan tinjauan makro – sektoral sebuah perekonomian dapat berstruktur agraris, industrial, atau niaga. Berdasarkan tinjauan keruangan perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan / tradisional dan berstruktur kekotaan / modern.
    Berdasarkan tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, menjadi perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis.Tergantung pada siapa / kalangan mana yang menjadi tugas utama dalam perekonomian yang bersangkutan.
    Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan, dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang sentralistis dan desentralistis.

Tinjauan Makro-Sektoral
Dilihat secara makro-sektoral atau berdasarkan kontribusi sector-sektor produksi dalam membentuk produk domestic bruto, perekonomian Indonesia yang sampai tahun 1990 masih agraris, kini berubah berstruktur industrial. Artinya Negara Indonesia sebelum tahun 1990 masih memiliki produksi dari sector pertanian sangat tinggi, atau mampu dibilang sebagai penyumbang terbesar produksi nasional, namun kini produksi pertanian kini semakin mengalami penurunan, sedangkan dari sector industry begitu meningkat produksinya. Sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan produksi, sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan.
Berikut ini data perihal PDB Indonesia menurut persentase Kontribusi sektoral, pada tahun 1969-2009:
Sektor ekonomi
1969
1979
1989
2005
2006
2007
2008
2009
Pertanian
49,3
28,1
23,4
13,1
13,0
13,7
14,5
15,3
Pertambangan
4,7
21,8
13,1
11,1
11,0
11,2
10,9
10,5
Industry pengolahan
9,2
10,3
18,4
27,4
27,5
27,1
27,9
26,4
Listrik, gas, air minum
0,5
0,5
0,6
1,0
0,9
0,9
0,8
0,8
Bangunan
2,8
5,6
5,3
7,0
7,5
7,7
8,5
9,9
Transportasi dan komunikasi
2,8
4,4
5,5
15,6
15,0
14,9
14,0
13,4
Perdagangan
30,7
28,4
17,0
6,5
6,9
6,7
6,3
6,3
Keuangan dan perbankan
6,4
8,3
8,1
7,7
7,4
7,2
Jasa
10,2
10,3
10,0
10,1
9,7
10,2
PDB
100
100
100
100
100
100
100
100

  Sesungguhnya struktur ekonomi Indonesia secara makro-sektoral masih dualistis, artinya struktur  ekonomi Indonesia mampu dibilang industri jikalau dilihat dari besarnya produksi nasional yang disumbangkan sektor industry, namun juga mampu dibilang agraris, alasannya ialah dari segi absorpsi tenaga kerja, sektor pertanian masih merupakan sektor utama sumber kehidupan rakyat.

Tinjauan Lain
Pergeseran  struktur ekonomi secara makro – sektoral ini senada ddengan pergeserannya secara spasial. Dilihat dari kacamata spasial, perekonomian telah bergeser dari semula berstruktur kedesaan/tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan/moderen.
Dilihat dari kacamata politik, semenjak awal orde gres sampai pertengahan dasawarsa 1980-an perekonomian Indonesia berstruktur etatis, yaitu pemerintah atau negarra merupakan pelaku utama ekonomi. Sementara ini, perekonomian Indonesia masih berstruktur borjuis, belum mengarah ke struktur perekonomian yang egaliter, alasannya ialah gres kalangan pemodal dan usahawanlah yang dapat cepat menanggapi ajakan pemerintah untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.
Berdsarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya,struktur perekonomian Indonesia selama masa pembangunan jangka panjang tahap pertama sentralis. Pembuatan keputusan lebih banyak ditetapkan oleh pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintahan. Namun sejak awal masa pembangunan jangka panjang tahap ke dua struktur ekonomi sentralis mulai berkurang kadarnya. Keinginan untuk desentralisasi dan demokrasi ekonomi kian besar.
Struktur ekonomi yang sedang kita hadapi ketika ini sebetulnya merupakan suatu struktur yang tradisional. Kita sedang beralih dari struktur yang agraris ke industrial, dari struktur yang etatis ke borjuis, dari struktur yang kedesaan / tradisional ke kekotaan / modern. Sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai desentalistis.